Laporan KKT kelompok 41, Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo

02.12

LAPORAN KELOMPOK
KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA


Disusun Oleh Kelompok 41
Dukuh Nangsri, Desa Nangsri, Kec. Manisrenggo, Kab. Klaten
Nama Anggota:
1. Agus Setiawan 30.07.5.3.003
2. Rosmaya Mahmudah 30.07.5.3.069
3. Maimunah 30.07.5.2.019
4. Wasith Khamron H 30.07.3.1.167
5. Atik Nurrohmah 30.07.3.1.022
6. Aryuni 30.07.3.1.019
7. Novita Pujiastuti 30.07.6.2.076
8. Nur Fitriyah 30.07.6.2.079
9. Muhammad Wahyu Fajar 30.07.1.1.008


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KELOMPOK VI
KULIAH KERJA TRANSFORMATIF (KKT)


PENGESAHAN
Laporan kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Kerja Transformatif (KKT) Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta Tahun 2010/2011 Dukuh Nangsri, Desa Nangsri, Kec. Manisrenggo, Kab. Klaten

Disahkan pada : ...... ..............................2010

Mengetahui







Mengesahkan










KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala anugrah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Transformatif (KKT) STAIN Surakarta dengan lancar.
Terhitung dari tanggal 22 Februari – 24 Maret 2011 kita melaksanakan Kuliah Kerja Transformatif di Dukuh Nangsri, Kelurahan Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah Kerja Transformatif yang dilakukan oleh mahasiswa ini sebagai upaya rehablitasi dampak bencana dan juga pemberdayaan potensi dan proses pencarian (research) yang dilakukan bersama-sama untuk mencari jalan yang terbaik dalam penyelesaian persoalan yang dihadapi.
Keberhasilan pelaksanaan Kuliah Kerja Transformatif ini tidak terlepas adanya peran aktif dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Imam Sukardi, M.Ag. Selaku ketua STAIN yang telah memberikan izin dan dukungan pada program ini.
2. Ahmad Hafidz, M.Ag selaku Kepala pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Surakarta.
3. Budiasih M.Hum selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang kami banggakan.
4. Drs. Sumardjo selaku Kepala Desa Nangsri yang telah menerima kami serta mendukung kami dalam mensukseskan kegiatan KKT ini.
5. Seluruh perangkat desa Kelurahan Desa Nangsri yang telah membantu kami.
6. Kepada Bapak Rusdiyanto selaku pembimbing kami di Dukuh Nangsri dan bersedia menerima kehadiran kami dengan sangat baik
7. Masyarakat Desa Nangsri yang telah berpartisipasi dalam kegiatan KKT.
8. Untuk seluruh rekan-rekan KKT yang telah memberi dukungan kepada kami semua baik moral maupun spiritual.
Demikian laporan ini kami buat dengan sebaik-baiknya dan kami menyadari laporan ini yang masih jauh dari sempurna. Maka kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kelengkapan laporan ini. Semoga dengan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada kita pada khususnya.
Klaten, 2011

























DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan KKT 1
B. Tujuan Pelaksanaan 2
C. Metodologi PRA-PAR 3
D. Daur Program dan Daur Belajar 4
BAB II PENJAJAGAN (SOCIAL ASSESMENT)
A. KAJIAN DATA SEKUNDER
1. Data Statis 6
2. Data Dinamis 9
3. Analisis Data Sekunder 11
B. KAJIAN KEADAAN SECARA PARTISIPATIF
1. PETA (Mapping) 12
2. Wawancara Semi Terstruktur 16
3. Transector 16
4. Time Line 19
5. Diagram Venn 20
6. Trend and Change 23
BAB III PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
A. MATRIK RANKING MASALAH 26
B. MATRIK PENYELESAIAN MASALAH 27
C. ANALISIS POHON MASALAH DAN TUJUAN 28
D. MATRIK RENCANA KERJA 31
BAB IV AKSI KEGIATAN
A. KLASIFIKASI AKSI KEGIATAN 34
B. AKSI KEGIATAN 35


BAB V TEMUAN – TEMUAN
Temuan - Temuan 39

BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN REKOMENDASI
A. Monitoring 41
B. Evaluasi 42
C. Rekomendasi 43






















BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Kegiatan KKT

Kuliah Kerja Transformatif (KKT) merupakan kegiatan intrakurikuler yang memberi keseempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja bersama masyarakat. Kuliah Kerja Transformatif yang dilakukan oleh mahasiswa bukan berarti mengajar masyarakat tentang sesuatu yang terbaik untuk mereka, tetapi melakukan pemberdayaan sebagai sebuah proses pencarian (research) yang dilakukan bersama-sama untuk mencari jalan terbaik dalam penyelesaian persoalan yang mereka hadapi. Mahasiswa melakukan tugas pendampingan terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menghadapi problem sosial yang ada di tengah-tengah mereka.
Sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan STAIN Surakarta bahwa salah satu syarat untuk menyelesaikan S1 adalah dengan menyaelesaikan Kuliah Kerja Transformatif (KKT), yang berbobot 4 SKS dengan menggunakan teknik Participatory Action Research (PAR) dan Partcipatory Rural Apprasial (PRA).
Kami berkesempatan belajar untuk membaur bersama masyarakat, tepatnya di Dukuh Nangsri, Kelurahan Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berpegang pada pemberdayaan pemuda dan TPA dan Partcipatory Action Research (PAR) dan Participatory Rural Apprasial (PRA).
Maka kami berupaya dan berusaha sekuat tenaga untuk menyeimbangkan pikiran dan tenaga demi pemberdayaan pemuda dan TPA di Dukuh Nangsri, Kelurahan Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Adapun kondisi riil yang ada di Kelurahan Nangsri secara spiritual sudah cukup baik. Adapun kegiatan keagamaan (Islam) antara lain Yasinan, pengajian mingguan, dan TPA.
Secara sosial masyarakat Kelurahan Nangsri sudah mencerminkan rasa persaudaraan dengan adanya gotong royong atau kerja bakti antar warga, kelompok pengajian yasinan, dan lain-lain. Khususnya Dukuh Nangsri. Akan tetapi ada sebagian dukuh yang pemudanya kurang begitu aktif.

B. Tujuan Pelaksanaan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Transformatif mempunyai Tujuan Umum dan Tujuan Khusus sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat.
b. Sebagai proses pendewasaan sikap mahasiswa dalam berpikir, dan berperilaku secara realistis dan akademis yang dilandasi dengan semangat dan komitmen yang tinggi untuk memberikan pengabdian masyarakat.
c. Sebagai proses pendidikan mahasiswa dalam mengimplementasikan perangkat teori yang telah diterima di bangku kuliah pada masyarakat secara langsung.
d. Membentuk sarjana yang berilmu, cakap, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi dalam memajukan Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
e. Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat untuk menyesuaikan tuntutan pembangunan dan dinamika masyarakat.
Kegiatan Kerja Transformatif bertujuan meningkatkan kemampuam Sumber Daya Manusia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memecahkan problem sosial dan bersama-sama masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial, pencerahan dan pembebasan sesuai dengan visi dan misi serta fungsi Perguruan Tinggi Agama Islam.
2. Tujuan Khusus
a. Mempercepat kemampaun masyarakat dalam meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia sesuai dengan tunututan dinamika pembangunan dan perkembangan IPTEK
b. Mempercepat upaya pengembangan masyarakat ke arah terciptanya masyarakat yang dinamis yang siap menempuh perubahan menuju perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya (sosiokultural) yang berlaku.
c. Mempercepat upaya pembinaan pranata dan meningkatkan keahlian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dan kemandirian.
d. Melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama dengan disiplin ilmu.
e. Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam provesi pekerjaan sosial khususnya dan dalam pembangunan masyarakat umumnya.
f. Memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja secara langsung dalam menghadapi berbagai persoalan yang komplek, melalui, proses partisipatif sehingga dapat membantu masyarakat menenmukan cara menghadapi problem sosial yang mereka hadapi.
g. Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai bidang keilmuannya ke arah peningkatan kemampuan dan profesinya yang dilaksanakan secara mandiri dan kolektif.

C. Metodologi PRA-PAR
1) Mengutamakan yang Terabaikan (Keperpihakan)
Sering kali program-program pengembangan pedesaan tidak melibatkan masyarakat yang terabaikan. Mereka sibuk dengan pekerjaannya di sawah bagi para orang tuanya untuk pemudanya kebanyakan merantau dan anak-anaknya terabaikan dengan kegiatannya terutama TPA ada yang berjalan dan ada yang sebagian tidak berjalan.
2) Pemberdayaan (Penguatan) Masyarakat
Banyak program pemberdayaan masyarakat berorientasi pada bantuan fisik PRA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaannya dan meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri dengan menggunakan sumberdaya serta menurunkan ketergantungan kepada pihak luar.
3) Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator, orang luar ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
4) Saling Belajar Dan Menghargai Perbedaan
PRA adalah suatu proses belajar berdasarkan pengalaman belajar dengan masyarakat tentang pengalaman. Disamping itu menghargai perbedaan karena merupakan kesempatan yang baik untuk saling berbagi belajar besama.
5) Terbuka, Santai dan Informal
Untuk menciptakan keterbukaan diantara masyarakat, diperlukan suasana yang santai dan informal.

D. Daur Program dan Daur Belajar
KKT dilakukan berdasarkan daur program PAR, yang didukung dengan metode dan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal). Daur program ini merupakan tahapan-tahapan dalam pengembangan program mulai dari identifikasi masalah dan kebutuhan, pencarian alternatif kegiatan, pemilihan alternatif kegiatan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan serta pemantauan dan evaluasi program.
1. Penjajagan / Pengenalan Kebutuhan
Langkah-langkah :
- Pengenalan masalah, kebutuhan, dan potensi masyarakat
- Pengkajian hubungan sebab akibat masalah (Identifikasi akar masalah)
- Pengkajian potensi lokal dan luar
- Penetapan prioritas masalah berdasarkan kriteria masyarakat
2. Perencanaan Kegiatan
Hasil penguraian masalah-masalah dan potensi-potensi serta penyusunan prioritas masalah, dijabarkan menjadi :
- Alternatif-alternatif pemecahan masalah
- Alternatif-alternatif kegiatan yang bisa dilakukan sesuai dengan ketersediaan sumber daya, baik lokal maupun dari luar
3. Pelaksanaan / Pengorganisasian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan diorganisir dan dipimpin oleh anggota masyarakat sendiri, sedangkan orang luar hanya mendampingi. Yang harus diselesaikan dalam tahap ini meliputi :
- Pengaturan jadwal kegiatan
- Pembagian kelompok dan tugas-tugas
4. Pemantauan Kegiatan (Monitoring)
Kegiatan dimaksudkan untuk melihat apakah program berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu pendek (per 3 bulan atau 6 bulan) dan hasilnya dituliskan dalam laporan kemajuan/ perkembangan program (progress report)
5. Evaluasi Kegiatan
Biasanya terdapat dua macam evaluasi kegiatan, yaitu :
• Evaluasi Program secara berkala (progress report), dilakukan untuk menilai arah dan kemajuan program, efisiensi dan efektifitas pekerjaan, dan mengarahkan kembali program.
• Evaluasi akhir program (final evaluation), dilakukan untuk menilai hasil yang telah dicapai selama pengembangan program jangka waktu tertentu (beberapa tahun) apakah sifat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan pada awal pengembangan program, bagaimana dampak program terhadap kesejahteraan hidup masyarakat, hasilnya disusun menjadi laporan akhir program.

3.
Bagan Daur Program PRA












































BAB II
PENJAJAGAN (SOCIAL ASSESMENT)

A. KAJIAN DATA SEKUNDER
Data sekunder berisikan gambaran desa dan dusun secara garis besar sekunder merupakan data yang biasanya sudah ada dan tertulis dalam monografi desa. Data ini dapat dijadikan pijakan awal untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya. Berikut gambaran umum Desa Nangsi, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten.
1. DATA STATIS
a. Lokasi Desa
Desa Nangsri termasuk dalam wilayah Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten yang mempunyai luas wilayah Ha. Secara geografis desa ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa
- Sebelah Selatan : Desa
- Sebelah Barat : Desa
- Sebelah Timur : Desa
Luas tanah sawah :
- Irigasi Setengah Tehnis : 45 Ha
- Irigasi Sederhana : 6 Ha
- Tadah Hujan/ rendengan : 101 Ha
Luas Tanah Kering :
- Pekarangan/ bangunan/ emplasemen : 86,5385 Ha
- Tegal/ kebun : - Ha
Tanah fasilitas Umum
- Kas desa : 20,5805 Ha
- Lapangan : - Ha
- Perkantoran Pemerintah : 0,3700 Ha
- Lainnya : 1,7500 Ha


b. Lembaga Pemerintahan
- Pemerintah Desa
Jumlah aparat : 7
Pendidikan Kepala Desa : S1
Jumlah RT atau sebutan lain :37

- Badan perwakilan desa
Jumlah anggota :9
Pendidikan ketua BPD : S1

c. Lembaga Kemasyarakatan
Organisasi perempuan : 38
Jumlah anggota : 1456

Organisasi pemuda : 37
Jumlah anggota :1.517

Organisasi profesi : 3

Organisasi bapak : 37

LKMD atau sebutan lain : ada
Jumlah pengurus :16 orang

Kelompok gotong royong : 37
Jumlah anggota : 1.481

d. Kelembagaan politik
Nama partai politik : PDI
Nama partai politik : PAN
Nama partai politik : GOLKAR
Nama partai politik : PKS

e. Prasarana pemerintahan
- Balai desa/ sejenis : ada
- Jumlah mesin ketik : 1 buah
- Jumlah meja : 8 buah
- Jumlah kursi : 18 buah
- Jumlah almari arsip : 4 buah
- Kantor BPD : ada
- Computer : ada
f. Orbitasi
- Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 3 Km
- Lama tempuh ke ibu kota kecamatan terdekat :10 Mnt
- Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan terdekat : Motor
- Jarak ke ibu kota kabupaten terdekat :15 Km
- Lama tempuh ke ibu kota kabupaten terdekat :25 Mnt
- Kendaraan umum ke ibu kota keabupaten terdekat : Bus
g. Iklim
- Curah hujan : - Mm
- Jumlah bulan hujan : 6 Bulan
- Suhu rata-rata harian : 30° C
- Tinggi tempat : 350 mdl
h. Luas tanam menurut komoditas tahun ini :
- Jagung :61 Ha
- Kacang tanah :26 Ha
- Kacang panjang : 6 Ha
- Ubi kayu : 3,1 bHa
- Ubi jalar : 3,2 Ha
- Cabe : 11,2 Ha
- Tomat : 1,2 Ha
- Mentimun : 2 Ha
- Terong : 1,1 Ha
i. Pemilikan lahan pertanian tanaman pangan
- Jumlah rumah tangga memiliki tanah pertanian : 292 RTP
- Tidak memiliki : 29 RTP
- Memiliki kurang 0,5 ha : 259 RTP
- Memiliki 0,5 – 1,0 ha : 26 RTP
- Memiliki lebih dari 1,0 ha : 7 RTP
- Jumlah total rumah tangga petani : 321 RTP
j. Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan
- mangga :4,60 Ha
- Rambutan : 5,60 Ha
- Pepaya : 1,20 Ha
- Pisang : 4,4 Ha
k. Jenis populasi ternak
- Sapi : 1312 ekor
- Ayam : 991 ekor
- Bebek : 203 ekor
- Kuda : 2 ekor
- Kambing : 141 ekor
l. Prasarana irigasi
- Panjang saluran primer : 800 m
- Panjang saluran sekunder : 1500 m
- Panjang saluran tersier : 400 m
- Jumlah pintu pembagi air : 4 unit
m. Prasarana air bersih
- Jumah prasarana air bersih
- Jumlah sumur pompa : 41 unit
- Jumlah sumur gali : 912 unit
- Pengguna air sumur pompa :107 KK
- Pengguna air sumur gali : 1157 KK
n. Prasarana/ Sarana Pengangkutan dan Komunikasi
- Prasarana transportasi darat
Jalan desa
Panjang jalan aspal : 7,0 km
Panjang jalan macadam : 0,5 km
Panjang jalan tanah : 0,5 km
Jumlah jembatan beton : 2 unit
o. Sarana perekonomian
- Industry kerajinan : 2 unit
Jumlah tenaga kerja : 12 orang
- Industry makanan : 3 unit
Jumlah tenaga kerja : 9 orang
- Warung kelontong : 22 unit
- Usaha peternakan : 4 unit
Jumlah tenaga kerja : 16 orang
p. Sarana Sosial dan Budaya
- Lembaga pendidikan
TK : 2 unit
Jumlah Guru : 7 orang
Jumlah Murid : 120 orang

SD/sederajad : 3 unit
Jumlah murid : 301 orang
Jumlah Guru : 22 orang

- Kelembagaan keamanan
Jumlah Pos Kamling : 37 unit
Jumlah hansip/sejenisnya : 41 orang
Bentuk partisipasi masy dlm kamling : ronda keliling

- Prasarana peribadatan
Jumlah masjid : 4 buah
Jumlah surau/langgar/mushola : 9 buah

- Prasarana olahraga
Lapangan bulu tangkis : 6 buah
Meja pingpong : 6 buah
Lapangan voli : 2 buah

- Prasarana pendidikan
SD/sederajad : 3 buah, milik sendiri
TK : 2 buah, milik sendiri
Jumlah perpustakaan : 3 buah, milik sendiri
PAUD : 1 buah, milik sendiri

- Prasarana penerangan
Listrik PLN : 1017
Diesel : 2
Lampu minyak : 11
q. Kesehatan
- Prasarana kesehatan
Poliklinik/balai pengobatan : 1 unit
Posyandu : 6 unit
- Sarana kesehatan
Jumlah dukun terlatih : 2 orang
Bidan desa : 1 orang
2. DATA DINAMIS
a. Jumlah
Jumlah total : 3981 orang
Jumlah laki-laki : 1766 orang
Jumlah perempuan : 2215 orang
Jumlah kepala keluarga : 1258 KK

b. Umur
- 0 – 12 bulan :61 orang
- 1 tahun :59 orang
- 2 :82 orang
- 3 :90 orang
- 4 :41 orang
- 5 :42 orang
- 6 :70 orang
- 7 :58 orang
- 8 :66 orang
- 9 :63 orang
- 10 :91 orang
- 11 :89 orang
- 12 :72 orang
- 13 :88 orang
- 14 :93 orang
- 15 :59 orang
- 16 :61 orang
- 17 :58 orang
- 18 :58 orang
- 19 :54 orang
- 20 :53 orang
- 21 :47 orang
- 22 :47 orang
- 23 :49 orang
- 24 :49 orang
- 25 :48 orang
- 26 :46 orang
- 27 :43 orang
- 28 :50 orang
- 29 :51 orang
- 30 :48 orang
- 31 :52 orang
- 32 :60 orang
- 33 :57 orang
- 34 :50 orang
- 35 :54 orang
- 36 :54 orang
- 37 :56 orang
- 38 :51 orang
- 39 :53 orang
- 40 :51 orang
- 41 :51 orang
- 42 :52 orang
- 43 :46 orang
- 44 :45 orang
- 45 :43 orang
- 46 :47 orang
- 47 :49 orang
- 48 :49 orang
- 49 :47 orang
- 50 :45 orang
- 51 :47 orang
- 52 :49 orang
- 53 :50 orang
- 54 :49 orang
- 55 :46 orang
- 56 :49 orang
- 57 :44 orang
- 58 :48 orang
- Lbh dri 59 :50 orang
Total : 651 orang
c. Pendidikan
- Belum sekolah :392 orang
- Usia 7-45 thn tidak pernah sekolah :46 orang
- Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat :41 orang
- Tamat SD/sederajat :2144 orang
- SLTP/sederajat : 489 orang
- SLTA/sederajad : 546 orang
- D-1 : 22 orang
- D-2 : 11 orang
- D-3 : 31 orang
- S-1 : 56 orang
- S-2 :3 orang
d. Mata pencaharian
- Petani : 621 orang
- Buruh Tani : 754 orang
- Buruh/swasta : 872 orang
- Pegawai Negeri : 34 orang
- Pengrajin : 7 orang
- Pedagang : 46 orang
- Peternak : 41 orang
- Montir : 6 orang
e. Agama
- Islam : 3947 orang
- Kristen : 26 orang
- Katholik : 6 orang
- Hindu : 2 orang
f. Etnis
Jawa : 3981 orang

Data di atas kami ambil dari data kelurahan yang setiap 6 bulan sekali dilaporkan ke Kecamatan maupun Kabupaten yang terangkum dalam data Monografi Desa Nangsri Tahun 2010 Semester I.

A. ANALISA DATA SEKUNDER
Dari data yang kami ambil dari monografi desa tersebut, kiranya diperlukan analisis dan kroscek di lapangan secara langsung agar lebih mudah dipahami. Berikut ini hasil analisa kami terhadap data monografi Desa Nangsri :
1. Kondisi geografis desa Nangsri adalah daerah dataran tinggi dan rata. Hal ini ditandai dengan kondisi tanah dan topografi desa yang cenderung rata/datar. Sebagian besar wilayahnya adalah tanah sawah dan ladang, serta sebagian kecil perkebunan. Wilayah desa terbelah oleh jalan besar/jalan kabupaten sepanjang 2 km.
2. Kondisi jalan yang menghubungkan antar dukuh yang sudah beraspal. Lebar jalan rata-rata sudah cukup lebar dan bisa dilewati mobil dan sepeda motor secara bersampingan, namun apabila ada dua mobil berpapasan dibeberapa tempat harus bergantian lewat. Namun secara umum kondisi jalan cukup bagus dan terawat.
3. Kondisi rumah penduduk yang terbuat dari batu/ permanen prosentasenya sangat besar karena hampir semua rumah penduduk terbuat dari batu dan semen atau batako (lebih dari 90 %). Dan memang ada sedikit yang masih terbuat dari bambu dan kayu. Hal ini kami nilai wajar karena bahan material yang notabene mudah didapat dari sungai yang begitu besar potensi sumber daya alam terutama pasir dan batu
4. Jarak antar rumah ke rumah yang lain relatif renggang dan sebagian dibatasi tanah pekarangan yang ditanami pisang, mangga, atau jagung, sehingga suasana pedesaan sangat terasa sekali.
5. Kekuatan ekonomi desa Nangsri, sebagian besar penduduknya adalah petani, yaitu petani pemilik tanah, petani penggarap dan buruh tani. Petani yang paling banyak adalah petani penggarap tanah. Selain sebagai petani, biasanya di rumah juga beternak. Warga yang menjadi pegawai, yaitu PNS, ABRI, dan pensiunan relatif kecil.
6. Lembaga pendidikan formal desa Nangsri yang ada hanya tingkat TK, SD, dan SMP
7. Dilihat dari segi keagamaan, masyarakat Nangsri adalah heterogen. Secara garis besar, prosentase umat Islam ada 99% sebagian yang lain 1% pemeluk agama Kristen.
Dari hasil pemetaan, ditemukan beberapa masalah, yaitu :
1. Banyak pemuda yang merantau keluar daerah yang berakibat tenaga kerja berkurang.
2. TPA belum bisa berjalan dengan efektif, karena kekurangan dari tenaga pengajarnya (ustadz/ustadzahnya).

Dari hasil pemetaan melihat potensi-potensi yang ada di wilayah tersebut, yaitu :
1. Semangat etos kerja yang tinggi, terbukti bahwa sudah mempunyai pekerjaan , tetapi tetap mencari pekerjaan sampingan dan berusaha merantau ke daerah lain.
2. Sikap toleransi antar masyarakat dan antar umat beragama yang relatif tinggi.


B. KAJIAN KEADAAN SECARA PARTISIPATIF
Dalam proses pelaksanaan KKT untuk mengaetahui sejauh mana kondisi sebenarnya wilayah Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten. Di gunakan beberapa teknik PRA sebagai berikut :
1. Peta ( Mapping )
Topik : Menggambar kondisi wilayah Dukuh Nangsri
Teknik PRA yang dipergunakan : PETA (Mapping)
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 41
Nama Peserta Diskusi : Bapak Rusdiyanto, Ibu Nike, Bapak Dalijo, Bapak Marji
Tempat & Tanggal Pelaksanaan : Dk. Nangsri, 27 Agustus 2010
Mapping atau pemetaan adalah menggambarkan kondisi wilayah (desa, dusun atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Mapping ini kami lakukan pada minggu pertama. Selama tiga hari pertama, kegiatan mahasiswa KKT adalah bersosialisasi dengan warga desa. Hari minggu tanggal 27 agustus 2010 kami bersama warga melakukan mapping. Dirumah Bapak RT (Bapak Dalijo), kami berusaha memanfaatkan potensi yang ada, diantaranya; Monografi Desa terbaru dan Peta Desa. Dengan monografi dan peta ini, kami mengetahui sejak awal gambaran kondisi wilayah desa Nangsri secara umum dan dukuh Nangsri pada khususnya. Hal-hal yang kurang jelas kami tanyakan pada Bapak Rusdiyanto (Ketua PHBI) atau pak RT bahkan pak mudin yang kebetulan bertempat tinggal di Nangsri. Dari koordinasi tersebut, Pak Rusdiyanto beserta lain - lainnya menyatakan siap membantu dengan senang hati. Mereka menjelaskan mengenai letak masjid, sawah, pekarangan, rumah penduduk, dan lain-lain. Disitu kami juga minta penjelasan deskripsi tentang kehidupan agama, budaya, mata pencaharian dan adat-istiadat masyarakat yang ada disana. Dari warga yang menambahkan, meskipun kesadaran warga akan pendidikan tinggi, namun setelah dicermati, orientasi pendidikanya diarahkan kependidikan umum, sangat minim yang diarahkan ke pendidikan agama. Analisis kedepan kami mengkhawatirkan kondisi mentalis keagamaan generasi muda semakin menurun. Dari hasil pemetaan kami memperoleh informasi awal diantaranya sebagai berikut:
1. Masyarakat Desa Nangsri adalah masyarakat yang heterogen
2. Ada sebagian penduduk yang pekerjaanya sebagai buruh tani
3. Sebagian besar penduduknya adalah petani
4. Banyak pemuda yang merantau
5. Kegiatan da’wah yang rutin adalah yasinan dan pengajian
6. Organisasi remaja dukuh Nangsri kurang aktif
Dari hasil pemetaan,ditemukan beberapa masalah yaitu:
a. Banyak pemuda yang merantau keluar daerah yang berakibat tenaga kerja atau generasi penerus kurang.
b. TPA belum berjalan baik, bahkan sebagian besar mati, karena kekurangan atau bahkan tidak ustad/ustadzah
c. Masyarakat khususnya di Dukuh Nangsri banyak yang sibuk bekerja , sebagian buruh tani.
d. Petani mengalami permasalahan yang cukup komplek terkait komoditas yang ditanam yang merupakan permasalahan yang berdampak luas bagi hampir semua aspek di desa Nangsri yang dikarenakan mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani.
Dari hasil pemetaan melihat potensi-potensi yang ada diwilayah tersebut, yaitu:
a. Semangat pada etos kerja yang tinggi, terbukti bahwa sudah mempunyai pekerjaan, tetapi tetap berusaha mencari pekerjaan sampingan yaitu ternak.
b. Sikap toleransi antar masyarakat dan antar umat beragama relatif tinggi.
c. Mempunyai semangat tinggi dalam aktifitas apapun.

2. Wawancara Semi Terstruktur
Topik : Kondisi sosial dan Keagamaan Desa Nangsri
Teknik PRA yg dipergunakan : Wawancara Semi Terstruktur
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 41
Nama peserta Diskusi : Bapak Marji dan Bapak Rusdiyanto
Tanggal dan Tempat Pelaksanaan : Mushola Ar Ro’jiun
Teknik ini adalah wawancara yang menggunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview dilakukan. Topik pembicaraan dan pertanyaan seputar pendidikan keagamaan, TPA, Yasinan, Jama’ah Masjid atau tema keagamaan. Kami membagi tugas pada mahasiswa KKT untuk mencari informasi. Salah satu kunjungan yang dilakukan mahasiswa adalah sebagai berikut: mengadakan kunjungan ke Ta’mir masjid /pengurus TPA setempat dengan misi yang dibawa adalah mengetahui kondisi keagamaan di wilayah tersebut.
Panduan Wawancara Semi Terstruktur :
1. Bagaimana kondisi penduduk di desa ini?
2. Bagaimana kondisi TPA?
3. Siapa saja yang berpengaruh terhadap pelaksanaan dan pengembangan kegiatan ?
Namun kami juga melakukan wawancara kepada bapak RT yang kebetulan juga tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani yakni Bapak Marji yang dari beliau kami mendapatkan informasi yang cukup banyak khususnya terkait permasalahan pertanian dari gagal panen hingga serangan hama wereng yang akhir-akhir ini mulai merebak disekitar desa Nangsri.
Dari hasil wawancara yang telah kami bagi sesuai tugas kami masing-masing kemudian kami diskusikan dalam kelompok kami. Kami juga melakukan analisis permasalahan yang penting untuk diselesaikan dan juga kami bisa menjangkau dalam mengupayakan solusi untuk permasalahan tersebut.


3. Transector ( Penelusuran Desa)
Topik : Pertanian dan Lingkungan
Teknik PRA yang dipergunakan : TRANSECTOR
Nama Pemandu : KKT Kelompok 41
Nama peserta Diskusi : Tokoh Masyarakat dan Perwakilan dari Gabungan Kelompok Tani.
Tanggal dan Tempat Pelaksanaan : 02 Maret 2011 & Dukuh Nangsri

Transector merupakan pengamatan langsung lingkungan desa, mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati dengan teknik transec diharapkan memperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah perubahan keadaan dan potensi yang ada. Untuk teknik pra transec, kami membutuhkan waktu dan tenaga yang extra. Pada minggu ke-2 kami memfokuskan pada topik Sumber Daya Alam dengan menelusuri dukuh dengan informasi awal dari hasil mapping. Agar kegiatan transec effektif kami membagi khusus untuk beberapa orang saja yang fokus terhadap kegiatan transek ini, kemudian kami mentransect satu RT dan hasil transek tiap dukuh kami catat dalam tabel transek. Pada awalnya kami mencatat keadaan-keadaan alam sesuai dengan apa yang kami lihat. Kemudian kami cross-check dengan warga yang ada di dukuh tersebut. Hasil transek kami diskusikan sehingga ada pembenahan , tambahan dari warga.
Pada minggu kedua akhir kami mendiskusikan dan menganalisa semua informan yang kami dapat. Hasil transek dengan topik sumber daya alam, kami hubungkan dengan data-data yang didapat dari teman-teman yang sesuai dengan mapping dan wawancara semi terstruktur. Tim KKT kembali mengunjungi dukuh-dukuh dan warga untuk mencari informasi. Hasil transek kami tulis secara global dengan tema kehidupan keagamaan dalam matrik transek.
Dari semua rangkaian transek yang kami lakukan terdapat beberapa pengklasifikasian yang masih akan menjadi bahan analisa dan prioritas untuk dikembangkan, sehingga KKT nantinya dapat memberi kontribusi positif dalam penerapannya. Adapun hasil transektor sebagai berikut:

Topik



Aspek
Perumahan Sawah

Sungai untuk Irigasi
Tegalan dan Ladang

Tata guna lahan dan kondisi tanah • Pemukiman untuk keluarga
• Kondisi tanah berwarna hitam
• Sebagian berpasir dan liat • Tanah berwarna hitam dan subur.
• • Berbatu dan mengandung pasir • Tanah berwarna hitam dan sedikit mengandung pasir dan subur.
Jenis vegetasi tanaman • Pisang, Daun Sirih, Mangga, Kelapa, Rambutan, Bambu dan Melinjo. • Tembakau, Padi, Jagung, Kacang Panjang, dan sayur-sayuran • Rumput-rumputan • Jagung, Ketela, Singkong, Rumput Gajah, Jati
Manfaat • Mendirikan bangunan
• Sumber air (sumur) • Hasil pertanian untuk kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah
• Pematang sawah ditanami singkong • Air untuk irigasi
• Batu dan pasir ditambang untuk bahan bangunan • Penghijauan
• Sumber Kayu Bakar
Permasalahan • Transportasi umum sulit
• Pasar Jauh • Banyak Hama
• Cuaca yang tidak tentu
• Curah hujan yang tinggi • Erosi tanah,
• Pada musim kemarau air sulit untuk merata ke seluruh area • Banyak hama
Tindakan yang dilakukan • Pedagang sayur keliling • Pembasmian hama
• Perbaikan kesuburan dengan pupuk • Pembuatan talut dan tanggul • Pengendalian hama
Harapan • Adanya sarana transportasi umum yang memadai • Hama hilang
• Produksi pertanian yang meningkat
• Cuaca yang stabil • Air selalu mengalir walaupun musim kemarau panjang
• Tidak terjadi erosi tanah • Tanah semakin subur.
• Penghijauan terus berjalan
Potensi • Ada kemauan untuk lebih maju
• Sifat gotong royong yang tinggi • Hasil pertanian yang mencukupi kebutuhan secara mandiri. • Sumber Air yang mengalir
• Sumber material dan bahan bangunan. • Sumber penghijauan dari pohon-pohon besar.

4. Time Line
Topik : Sejarah Dukuh Nangsri
Teknik PRA yang digunakan : Time Line (Alur Sejarah)
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 41
Nama Peserta : Bapak Rusdiyanto dan Bapak Marji
Tanggal & Tempat Pelaksanaan : Mushola Ar Rojiun dan Rumah Bapak Marji
Tanggal pada sore hari kami dari perwakilan mahasiswa KKT berkumpul dan berdiskusi membicarakan Time line yang akan kami laksanakan. Hasil time line adalah sebagai berikut :

No. Peristiwa / kejadian Tahun
1 Bencana Erupsi merapi 2004
2 Peristiwa bencana gempa Jogjakarta 2006
3 Hasil pertanian tembakau ketika jaya 2009
3 Pergantian cuaca yang ekstrim dan gagalnya panen tembakau karena kurangnya panas. 2010
4 Peristiwa erupsi merapi 2010

Dari data informasi Time Line ada informasi penting antara lain :
a. Pertanian tembakau yang notabene merupakan komoditas utama petani sangat tergantung pada cuaca.



5. Diagram Venn
Topik : Pertanian
Teknik pra yang digunakan : Diagram Venn
Nama pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 41
Nama peserta diskusi : Warga
Tanggal & Tempat Pelaksanaan : 20 Maret 2011 & Rumah Bapak Marji

Diagram venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga, yang terdapat di desa dan lingkungannya. Data-data informasi untuk pembuatan diagram venn diambil bersama saat kami melakukan diskusi pada pembuatan Mapping, wawancara semi terstruktur, dan transektor. Informasi data yang paling banyak diambil dari teknik wawancara semi terstruktur.

DIAGRAM VENN




















Analisa Diagram Venn

 Kelompok Tani ternyata memiliki pengaruh yang sangat signifikan dan penting bagi Masyarakat Ds Nangsri
 Kegiatan penyuluh pertanian kurang memiliki pengaruh karena tidah begitu sering dilakukan.
 Tengkulak ternyata memiliki pengaruh dan peranan yang penting karena sebagian petani yang mengantungkan pada jasa tengkulak.
 Buruh Tani ternyata sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap pertanian karena jasa dan tenaga mereka memiliki kontribusi besar dan sangat diperlukan dalam aktivitas pertanian.
1. Besar kecil lingkaran menunjukkan : Manfaat
2. Jauh dekat lingkaran menunjukkan : Pengaruh
Lembaga Masyarakat antara lain :
1. Masyarakat
2. Kelompok Tani
3. Tengkulak
4. Buruh Tani
5. Penyuluh Dinas Pertanian
6. Kepala Desa
7. Koperasi
Dalam pembuatan lingkaran-lingkaran Diagram Venn, kami menggunakan benda-benda yang bentuknya lingkaran yang besarnya seperti yang kita inginkan seperti : tutup gelas, tutup lodong, piring, mangkok, dll. Lingkaran kami cetak dan kami gunting, kami beri keterangan dan kami tempel. Proses penempatan Diagram Venn yang menggambarkan manfaat dan pengaruhnya pada masyarakat tidak sekali jadi, tetapi terjadi beberapa kali perubahan. Hal ini terjadi karena setiap perubahan, merupakan hasil triangulasi atau setelah dicross-check.

Catatan Refleksi :
Dari diagram Venn diatas dapat diketahui Pertanian sangat membutuhkan tenaga buruh sebagai salah satu pengerak jalannya pertanian. Karena memang pengelolaan yang masih cenderung tradisional.

8. Trend & Change (Kecenderungan dan Perubahan)
Topik : Kondisi Pertanian
Teknik PRA yang dipergunakan : Trend and Change
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT Kelompok 41
Nama Peserta Diskusi : Tokoh masyarakat Desa Nangsri
Tanggal & Tempat Pelaksanaan : 15 Maret 2011 & Rumah Bapak Marji

Tim KKT kami berkumpul dirumah Bp. Marji. Setelah kami melakukan diskusi dari sana kami mendapat informasi tentang kecenderungan dan perubahan penduduk khususnya Pertanian. Mulai tahun 1990 kami menanyakan aktivitas dari pertanian yang dilihat dari perkembangan penduduk. Dari forum diskusi di rumah Bp. Marji ini, kami tim KKT membuat kesimpulan yang kami gambarkan dalam tabel Trend and Change, sebagai berikut :












TREND AND CHANGE

Tahun
Data 1990 1995 2000 2005 2010 Keterangan
Jumlah Penduduk
O
O
O O
O
O O
O O
O
O
O
O
O • Terjadinya keseimbangan tiap tahun antara natalitas dan mortalitas, pendatang dan perantau sehingga jumlah penduduk cenderung stabil.
Lembaga Keagamaan
O
O O
O O
O O
O
O O
O
O
O • Terjadi peningkatan tokoh agama
Mata Pencaharian O
O O
O O
O O
O O
O
O • Mata pencaharian penduduk yang cenderung stabil sebagai petani
Jumlah Guru Ngaji
O
O

O
O
O • Banyak yang merantau
• Kurangnya peranan pemuda


















BAB III
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
(PARTICIPATORY PLANNING)

Masalah adalah suatu hal yang sangat urgent sekaligus mendasar dala melakukan sebuah research atau sebuah penelitian. Masalah akan menjadi acuan pokok yang sangat penting yang menjadi assessment-assesment yang kemudian akan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam penyusunan sebuah kegiatan yang disebut dengan Participation Action Research atau PAR. Dengan adanya kegiatan yang disebut dengan research di lapangan atau research langsung terjun ke lapangan, maka diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan nanti akan menemukan sebuah masalah ataupun permasalahan-permasalahan yang berguna untuk diteliti dan dipecahkan secara sosial masyarakat.
Nangsri adalah nama salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan manisrenggo, Klaten. Desa ini cenderung lebih dekat dengan Prambanan atau Jogjakarta dari pada kota Kabupatennya yakni Klaten.
Berdasarkan Matrik Rangking dan Pohon Masalah yang telah kami diskusikan dan buat bersama, maka telah dihasilkan kesimpulan-kesimpulan penting yang telah menjadi putusan bersama selama melakukan research pada musim KKT yang berlangsung mulai tanggal 22 Februari 2011 – 24 Maret 2011. Akan tetapi kesimpulan dan putusan tersebut tidak bersifat mutlak karena suatu proses sosial akan selalu bergeser yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Kondisi sosial akan senantiasa mengalami perubahan dan pergeseran yang secara terus menerus seiring perkembangan jaman yang juga mengalami berbagai perubahan.
Dari sekian banyak masalah yang telah berhasil kami temukan di dukuh Nangsri desa Nangsri satu diantaranya adalah “ permasalahan pertanian yang akhir-akhir ini menyerang komoditas masyarakat”. Konkritnya adalah banyak para petani yang mengeluhkan kondisi pertanian yang semakin buruk selama satu tahun terakhir ini yang pertama gagalnya panen tembakau yang dikarenakan ekstrimnya kondisi cuaca selama satu tahun terakhir ini. Dan juga
Pada penyusunan rencana kegiatan ini kami uraikan informasi hasil setiap teknik PRA untuk analisis masalah dan tujuan serta rencana kerja (Matrik Ranking, Matrik Penyelesaian Masalah, Analisis Pohon Masalah, Analisis Pohon Tujuan dan Matrik Rencana Kerja) yang dilaporkan dengan cara sebagai berikut :
1. Matrik Ranking Masalah (Papan Catur)
Teknik PRA : MATRIK RANKING MASALAH (Papan Catur)
Nama Pemandu (fasilitator) : KKT kelompok 41
Nama Peserta Diskusi : Warga Dukuh Nangsri
Tanggal & tempat : 13 Maret 2011 & Rumah Bapak Parlan
Kegiatan ini kami laksanakan pada tanggal 13 Maret 2011 alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar dan dapat dihadiri oleh beberapa warga yang kami anggap mencukupi untuk berdiskusi mengenai matrik rangking masalah dimana para warga sudah mengenal apa itu yang dimaksud dengan rangking masalah karena pengalaman mereka yang dulunya pernah mengalami diskusi dengan KKT sebelumnya yang mempermudah kami untuk berdiskusi. Diskusi ini dapat menghasilkan beberapa informasi yang ditemukan oleh peserta diskusi.













MATRIK RANKING MASALAH
Sebab

Akibat Banyaknya Hama Kurangnya Penyuluhan
Petanian Kelangkaan Pupuk Nilai
Banyaknya Hama II I 3
Kurangnya Penyuluhan
Pertanian II II 4
Kelangkaan
Pupuk I II 3
Keterangan :
• I : pengaruh kecil
• II : pengaruh besar
Dari matrik ranking masalah tersebut dapat kita lihat jumlah warga yang merantau mendapat nilai terendah, permasalahan peranan pemuda dapat nilai tertinggi, dan jumlah kekurangan guru TPA peringkat dua. Maka dari itu kita perlu menyusun matrik ranking penyelesaian masalah yang perlu kita pecahkan bersama dengan warga dan solusinya.
2. Matrik Penyelesaian Masalah
Teknik PRA : MATRIK PENYELESAIAN MASALAH
Nama Pemandu : Agus Setiawan
Nama Peserta Diskusi : Bp. Marji, Bp. Dalijo, Bp Romiyanto,
Tanggal & Tempat : 17 Maret 2011 & Rumah Bapak Marji.
Matrik penyelesaian masalah ini sebuah lanjutan dari matrik ranking masalah yang kami lakukan pada tanggal 17 Maret 2011 yang menghasilkan beberapa masalah yang ada di Dukuh Nangsri ini. Sehingga kami harus melakukan perbincangan lagi untuk meninjak lanjuti dari apa yang kami lakukan pada hari sebelumnya. Kami selaku fasilitator menuliskan beberapa keputusan untuk menyelesaokan masalah yang harus kita pecahkan dahulu.


MATRIK PENYELESAIAN MASALAH
Prioritas Urgensi Relevansi Potensi Kekuatan Tim Score
Banyaknya Hama II I I I 5
Kurangnya penyuluhan Pertanian II II II II 8
Kelangkaan Pupuk II I I I 5

Keterangan : I Melambangkan Jumlah Satuan
Melihat Urgensi, Relevansi, Potensi dan kekuatan SDM tim sesuai dengan matrik rangking penyelesaian masalah, maka yang paling mendesak dan memungkinkan untuk diselesaikan adalah tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang jarang dilakukan sebelumnya.
3. Analisis Pohon Masalah dan Tujuan
Teknik PRA : ANALISIS POHON MASALAH DAN TUJUAN
Nama Pemandu (failitator) : Agus Setiawan
Nama Peserta Diskusi : Bapak Marji, Bapak Dalijo, Bapak Ngatijan.
Tanggal & tempat : 18 Maret 2011 dan Rumah Bapak Marji
Analisis pohon masalah dan tujuan kami kerjakan sebagai tindak lanjut dari proses – proses yang kami lakukan sebelumnya demi tercapainya proses – proses yang kami laksanakan di Dukuh Nangsri Desa Nangsri selama KKT . Kami selaku fasilitator memandu diskusi / perbincangan mengenai analisis pohon masalah dan tujuan, kegiatan ini merupakan tindakan atau ending dari kegiatan kami dalam proses Dukuh Nangsri untuk KKT. Akan tetapi ini bukanlah sebuah akhir dari yang paling akhir untuk mahasiswa dan warga dukuh Nangsri pada khususnya. Kami bersama beberapa warga mencoba menganalisis pohon masalah yang akhirnya mencapai menghasilkan analisis pohon tujuan.
ANALISIS POHON MASALAH
























Keterangan :
1. Identifikasi masalah utama adalah kurangnya kegiatan penyuluhan pertanian yang benar memahami kebutuhan petani dan memberikan solusi yang maksimal untuk permasalahan yang dialami petani.
2. Akibat dari kurangnya kegiatan penyuluhan pertanian yang benar-benar dibutuhkan petani tentang penyelesaian masalah pertanian sehingga petani cenderung mencoba-coba pembasmian hama sesuai pamahaman mereka dan kadang justru tidak sesuai dengan kondisi tanah dan hama yang menyerang lahan pertanian.
3. Serangan hama wereng yang akhir-akhir ini menyerang pertanian khususnya padi menjadi permasalahan yang cukup rumit untuk diselesaikan yang tentunya juga berdampak pada hasil pertanian dari berkurang hingga gagal panen. Sehingga memerlukan perhatian yang tinggi untuk mengatasinya. Agar petani tidak melakukan pembasmian secara coba-coba yang justru akan menambah parahnya kondisi hama pertanian.















ANALISIS POHON TUJUAN





















4. MATRIK RENCANA KERJA
Teknik PRA : TABEL RENCANA KEGIATAN UTAMA
Nama Pemandu (fasilitator) : Tim KKT Kelompok 41
Nama Peserta Diskusi : Perwakilan Gapoktan, Tokoh Masyarakat.
Tanggal & Tempat : 17 Maret 2011 & Rumah Bp. Marji
MATRIK RENCANA KERJA
No Masalah Sasaran Tujuan Kegiatan Indikator
Hasil Proses Alat Verifikasi Asumsi Waktu Anggaran
1
Kurangnya kegiatan penyuluhan pertanian



Para petani baik yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani maunpun yang mandiri Memberikan informasi kepada Petani tentang penyelesaian permasalahan yang dialami oleh petani khususnya tentang pembasmian hama wereng yang akhir-akhir ini menyerang tanaman padi warga.


Kegiatan penyuluhan Pertanian Petani dapat melakukan praktik secara langsung tentang pembasmian hama wereng secara maksimal dan efisien.


Petani aktif mengikuti penyuluhan yang diadakan sera konsisten dan kontinyu baik dari pemerintah maupun darp perusahaan. Sarana dan prasarana kegiatan


Petani tidak mengalami kebinggungan dalam menghadapi serangan hama wereng dan sebagainya. 20 Maret 2011 500.000

BAB IV
AKSI KEGIATAN


A. KLASIFIKASI AKSI KEGIATAN
Pada bab ini kami uraikan aksi kegiatan yang kami lakukan sebagai hasil analisa, diskusi bersama masyarakat serta kesimpulan dari implementasi teknik PRA, mulai dari penjajagan (assessment) sampai dengan matrik dan pohon analisis masalah. Pelaksanaan aksi kegiatan kurang lebih selama sebulan. Aksi Kegiatan Utama dan Aksi Kegiatan Ekstra.
1. Aksi Kegiatan Utama adalah aksi yang dilakukan untuk menyelesaikan problem utama atau masalah utama bersama-sama dengan masyarakat. Aksi Kegiatan tersebut adalah Penyuluhan Pertanian
2. Aksi Kegiatan Ekstra adalah aksi yang dilakuakan mahasiswa KKT bersama masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mahasiswa atas permintaan dan undangan dari warga masyarakat maupun lembaga. Aksi kegiatan ekstra ini, meliputi :
- Tahlillan
- Posyandu
- Pelatihan proposal
- TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an)
- Bimbel (Bimbingan belajar)
- Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari kain fanel
- Mengajar PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
- Sosial Kemasyarakatan (hajatan, PKK, kumpulan RT)
- Pengajian Akbar dari PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)






B. AKSI KEGIATAN
1. Aksi Kegiatan Utama
Aksi kegiatan : Penyuluhan Pertanian
Fasilitator : Kelompok 41 , Bp. Itmamul Khuluq serta Bp. Ledung Warsidi
Nama Peserta Aksi : Gabungan kelompok tani (GAPOKTAN), Masyarakat Nangsri
Tempat dan Tanggal : Balai Desa Nangsri, 20 maret 2011

Mayoritas masyarakat di desa Nangsri adalah petani, hampir 75% penduduk desa Nangsri berprofesi sebagai petani. Komoditas utama desa Nangsri adalah tembakau, sehingga di desa Nangsri terkenal dengan sentral industri tembakau rajang. Hampir semua masyarakat menanam tembakau. Mereka juga memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Selain menanam tembakau masyarakat desa Nangsri juga menanam padi, jagung dan sayur mayur. Selain petani ada juga yang berprofesi sebagai buruh tani, karena mereka tidak memiliki lahan sendiri untuk bercocok tanam sendiri,sehingga mereka menyewa lahan orang.
Pada bulan Oktober-November 2010 terjadi bencana erupsi merapi yang mengakibatkan daerah sekitar gunung merapi mengalami kerusakan yang sangat parah. baik kerusakan dalam masalah Psikologi dan Psikososial warga.
Salah satu akibat dari adanya bencana erupsi merapi adalah dari sektor pertanian. Yaitu gagalnya panen tembakau masyarkat desa nangsri, tembakau yang pada saat itu menjadi komoditas utama masyarakat nangsri, harus mengalami gagal panen. Hal ini dikarenakan cuaca yang tidak mendukung sehingga kualitas tembakau menurun. Selain itu tanaman juga rusak karena terkena abu panas vulkanik. Curah hujan yang tinggi menyebabkan proses pengeringannya menggunakan bantuan sinar matahari kurang maksimal. Sehingga petani mengalami kegagalan total. Untuk mensiasati hal tersebut akhirnya para petani tembakau mulai beralih menanam padi, jagung dan sayur-sayuran, yang hasilnya dapat menutup kerugian akibat gagalnya panen tembakau. Ternyata dengan beralihnya penanaman ke tanaman padi, jagung dan sayuran juga mengalami masalah yang serius. Tanaman mereka terserang hama wereng. Tanaman padi, jagung dan sayur-sayuran ini sangat rentan terhadap hama penyakit, jadi mereka harus benar-benar merawat tanaman tersebut agar tidak mengalami kerusakan akibat hama penyakit.
Disini kami mencoba mengadakan penyuluhan pertanian yang diharapkan setelah penyuluhan ini para petani dapat meminimalkan pengeluaran mereka untuk pertanian. Dalam pelatihan ini kami mendatangkan dua pembicara yaitu Bp. Itmamul Khuluq (alumni UGM), beliau menjelaskan tentang membuat pupuk organik baik yang padat juga yang cair dan bagaimana cara pembuatan pupuk kompos yang tidak membutuhkan banyak biaya dan dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Pembicara kedua yaitu Bp. Ledung Warsidi, beliau adalah seorang penyuluh pertanian di desa Nangsri. Beliau memberikan penyuluhan mengenai penanganan memberantas hama wereng dan menyarankan untuk membeli obat khusus wereng ke kecamatan. Beliau juga menjelaskan darimana hama wereng itu berasal dan bagaimana cara merebaknya hama wereng.
Acara penyuluhan ini dimulai pukul 20.00 WIB yang dihadiri oleh para anggota dari 3 GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) yang diwakili oleh 25 orang tiap GAPOKTAN dan juga dihadiri oleh masyarakat desa Nangsri. Tamu yang hadir dalam acara penyuluhan pada malam itu ± 50 orang. Acara pada malam itu juga dihadiri oleh bapak lurah desa Nangsri yaitu Bapak sumardjo, beliau memberikan sambutan dan nasehat serta himbauan agar para petani bisa menyerap apa yang akan disampaikan nara sumber dalam kaitanya dengan pertanian. Acara penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan lancar karena antusias dari peserta penyuluhan yang didominasi oleh bapak-bapak sangat tinggi. Selain itu, pada saat diskusi para peserta juga berpartisipasi aktif. Akhirnya acara selesai pukul 22.00 WIB.


2. Aksi kegiatan ekstra
a. Aksi kegiatan : Pelatihan proposal
Fasilitator : Kelompok 41
Nama Peserta Aksi : Pemuda-Pemudi Desa Nangsri (PERMUNAS)
Tempat dan Tanggal : Basecamp KKT, 12 maret 2011

Sangat disayangkan jika para remaja kurang memahami bagaimana cara membuat proposal untuk mengajukan dana tambahan bagi kegiatan yang mereka lakukan. Kemarin salah satu pemudi ada yang menanyakan mengenai bagaimana cara membuat proposal. Maka dari itu kelompok kami sepakat mengadakan pelatihan proposal, agar mereka dapat membuat proposal dengan baik, dan disini kami juga sekaligus bisa belajar bersama.
Dalam pelatihan pembuatan proposal ini kami sepakat untuk tidak mendatangkan pembicara dari luar, dikarenakan acaranya sangat mendadak. Sehingga kami memilih salah satu anggota kelompok untuk menjadi pembicara dalam menyampaikan materi. Muhamad Wahyu Fajar yang kami pilih untuk menjadi pembicara dal;am pelatihan ini, karena dia cukup berpengalaman dalam berpidato di suatu acara. Materi yang disampaikan di ambil dari berbagai referensi. Dia menyampaikan mengenai pengertian proposal, jenis-jenis proposal, kerangka proposal, manfaat dari pembuatan proposal, cara memilih sponsorship yang baik, dan bagaimana cara agar suatu proposal itu segera disetujui. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan akan sangat membantu para pemuda pemudi dalam mengembangkan desa dan lingkungannya dengan baik.
Jumlah anggota karang taruna yang ada didesa Nangsri ini kira-kira sekitar 60 orang, tetapi saat kami mengadakan acara ini yang datang hanya 45 orang. Kegiatan ini dimulai pukul 20.00 WIB dan berjalan selama ± 3 jam, para pemuda-pemudinya pun juga antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan. Dan alhamdulillah acara yang kami selenggarakan berjalan dengan baik. Kegiatan itu berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.
b. Aksi Kegiatan : Mengajar TPA
Fasilitator : Kelompok 41
Nama Peserta Aksi : Santriwan dan santriwati desa Nangsri
Tempat dan Tanggal: Mushola Ar-Roji’un, setiap hari senin,kamis,dan sabtu

Sangat disayangkan ketika sebuah wadah yang menampung dan mendidik generasi muda islam, yaitu TPA, tidak ada, bahkan mati dikarenakan suatu problem yang sebenarnya masih bisa dipecahkan. Setelah menganalisa beberapa data yang terkumpul, kami segera menindak lanjuti hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mengembangkan TPA kembali.
Ternyata Di dukuh Nangsri TPAnya sudah berkembang dengan baik. Kegiatan TPA ini rutin diadakan 3x dalam seminggu, yaitu pada hari senin, kamis, dan sabtu. Jumlah santriwan dan santriwati sebanyak 50 orang, akan tetapi ustad yang mengajar hanya 1, beliau adalah Pak Rusdiyanto. Hal ini menyebabkan pak Rusdiyanto kewalahan dalam membimbingnya.
Oleh karena itu saat kami berada didesa Nangsri ini pak Rusdiyanto merasa sangat senang karena kami bisa membantu beliau dalam mengajar TPA. Anak-anak santri juga senang karena mendapat guru ngaji baru yang banyak. Mereka menjadi lebih bersemangat mengaji. Kami juga memberikan motivasi kepada para remajanya agar mereka juga mempunyai keinginan untuk mengajar TPA sehingga setelah kami selesai menjalankan KKT di desa tersebut mereka bisa membantu pak Rusdiyanto. Kegiatan TPA ini dimulai pada pukul 15.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Biasanya kegiatan TPA diisi dengan membaca iqro’, hafalan surat-surat pendek dan do’a sehari-hari, belajar bacaan sholat, tata cara wudlu dan sholat dan permainan yang telah dijadwal. Walaupun santrinya sedikit gaduh tetapi kami nisa mengkondisikan anak-anak dengan baik.

Catatan Refleksi :
Melihat deskripsi diatas kami dapat memberikan catatan refleksi bahwa kurangnya guru juga mempengaruhi semangat para santri untuk mengaji, apalagi guru mengajinya hanya ada 1 orang. Para santri kebanyakan akan membuat kegaduhan dan tidak maksimal dalam belajar. Setelah kehadiran kami, para santri sangat senang karena mendapat guru ngaji baru yang lumayan banyak, sehingga mereka tidak gaduh lagi dan bisa diatur. Dengan banyaknya santri tidak mematahkan semangat kami untuk menyampaikan ilmu yang kamu punya walaupun kami semua juga masih belajar. Karena ilmu walaupun sedikit sangat bermanfaat bagi setiap umatNya. Akan tetapi mengajar membutuhkan bekal baik materi maupun metode, sehingga dalam mengajar tidak menyebabkan santri TPA menjadi bosan karena metode pembelajarannya cukup variatif, inovatif dan kreatif.


c. Aksi kegiatan : Bimbel (bimbingan belajar)
Fasilitator : Kelompok 41
Nama Peserta Aksi : Anak-anak desa Nangsri
Tempat dan Tanggal : Basecamp kelompok 41, 20 maret 2011
Aksi kegiatan kelompok kami selama KKT di dukuh Nangsri adalah bimbel atau bimbingan belajar. Kegiatan ini bertempat di basecamp yang diperuntukkan bagi anak-anak yang masih sekolah baik dalam tingkatan SD, SMP, dan SMA. Kegiatan ini dilakukan setiap hari yang tanpa dijadwal waktunya, sehingga anak-anak bisa datang kapan saja. Tidak ada penjadwalan karena sebagian anak-anak telah mendapatakn pelajaran tambahan di sekolah yang pulangnya menjadi agak sore. Tapi bagi sebagian anak-anak yang tidak ada les, mereka dating ke basecamp untuk belajar pada siang hari sampai ba’da sholat asyar. Sedangkan untuk yang ada les, mereka akan dating pada malam hari setelah sholat isya’. Kegiatan bimbel ini biasanya anak-anak mengerjakan PR dari sekolah,ada juga yang hanya belajar, ada yang berlatih mengerjakan soal-soal latihan sebagai persiapan dalam menjelang ujian. Kamipun juga berusaha dengan keras membimbing anak-anak dalam belajar. Mereka sangat bersemangat sekali dalam belajar. Melihat semangat anak-anak yang sangat besar kamipun juga bersemangat dalam mengajar. Selain itu mereka juga sangat senang karena kami sangat sabar dalam mengajar. Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi anak-anak. Masyarakatpun juga sangat senang dengan adanya bimbingan belajar ini, mereka juga sangat mendukung kegiatan kami ini karena selain membantu anak-anak mereka dalam belajar juga mengurangi waktu anak-anak untuk bermain. Sehingga kegiatan bimbingan belajar ini juga dapat berjalan dengan lancer.
Catatan refleksi:
Dari deskripsi diatas kami dapat memberikan refleksi bahwa kegiatan bimbingan belajar ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya anak-anak yang masih berada di bangku sekolah. Dukungan serta respon baik dari masyarakatpun juga dapat membantu memperlancar kegiatan ini. Anak-anakpun juga senang dan sangat bersemangat karena kami mengajari mereka secara sabar dan penuh dengan kasih sayang. Akhirnya kegiatan itu dapat berjalan dengan baik.


d. Aksi kegiatan : POSYANDU
Fasilitator : Kader POSYANDU dan ibu bidan desa Nangsri
Nama Peserta Aksi : Balita desa Nangsri
Tempat dan Tanggal : Balai Desa Nangsri, 08 maret 2011

Posyandu adalah salah satu aksi kegiatan ekstra yang kami ikuti di desa Nangsri. Kegiatan ini bertempat di rumah ibu Marjani. Beliau adalah salah satu kader posyandu. Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB dengan peserta aksi adalah balita desa nangsri yang kira-kira jumlahnya ada 30 anak. Satu persatu ibu-ibu yang membawa anaknya saling berdatangan. Ibu bidanpun juga selalu hadir dalam setiap adanya kegiatan ini untuk mengontrol perkembangan balita di desa Nangsri baik dari segi keseh atan maupun mental balita tersebut. Kegiatan posyandu ini biasany yang dilakukan adalah penimbangan berat badan anak dan pengukuran tinggi badan anak. Setelah di ukur dan di timbang hasilnyapun dimasukkan dalam buku pendataan, sehingga orang tua bisa mengetahui perkembangan berat dan tinggi badan anaknya setiap bulannya.
Kegiatan posyandu ini sangat bermanfaat sekali. Selain anak-anak mendapat sedikit makanan ringan para orang tua juga bisa melihat secara langsung perkembangan anak mereka. Kami sangat senang bisa membantu dalam kegiatan posyandu ini. Respon masyarakatpun juga sangat baik. Dalam penimbangan berat badan banyak anak yang menangis karena takut, sebagian dari kami mencoba untuk membuat anak-anak tidak takut dan menangis. Tapi tetap saja anak-anak itu menangis. Meskipun demikian kegiatan ini juga bisa berjalan dengan baik.



Catatan refleksi:
Setelah melihat deskripsi diatas kami bisa memberikan refleksi bahwa kegiatan posyandu ini sangat penting. Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya kegiatan posyandu ini. Manfaatnya antara lain anak-anak mendapat asupan makanan yang bergizi, para orang tua bisa melihat secara langsung perkembangan berat dan tinggi badan anak dan mengerti pertumbuhan anak setiap bulannya. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat sangat senang sekali selain mengetahui perkembangan anak, mereka juga memanfaatkanya untuk tempat berkumpul.

e. Aksi kegiatan : Pelatihan pembuatan kerajinan tangan
Fasilitator : Kelompok 41
Nama Peserta Aksi : Pemudi dan ibu-ibu desa Nangsri
Tempat dan Tanggal : Rumah Ibu Marjani, 20 maret 2011

Salah satu aksi kegiatan selanjutnya yang kami lakukan adalah pelatihan pembuatan k erajinan tangan. Kegiatan ini dikhususkan bagi pemudi dan ibu-ibu. Kami mengadakan pelatihan ini di rumah ibu Marjani setelah sholat dhuhur kira-kira dimulai pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini pertama-tama kami mulai dengan memberikan penjelasan mengenai kerajinan tangan itu sendiri, kemudian bahan-bahan yang dibutuhkan dan cara pembuatan kerajinan itu. Kami memberi kerajinan tangan dari bahan kain fanel. Setelah penjelasan selesai dan para ibu-ibu dan pemudi juga telah jelas kamipun mempratekkannya. Kami bersama-sama membuat pola terlebih dahulu seperti bentuk love, buah, hewan, boneka, dan lain-lain, kemudian menggunting pola yang telah dibuat dan akhirnya kami menjahit pola tersebut sesuai dengan pola sebelumnya. Setelah jadi pola tersebut di buat sebuah gantungan kunci a tau bros yang cantik dan menarik. Kegiatan itu sangat menarik perhatian masyarakat khususnya ibu-ibu dan remaja putri. Selama 3 jam kami berrsama-sama membuatnya, kamipun dengan sangat terpaksa menyudahi kegiatan itu karena kami masih ada kegiatan lain pada malam harinya, jadi kami harus persiapan terlebih dahulu. Kamipun cukup senang karena masyarakat juga antusias dengan adanya kegiatan menggali ketrampilan dan potensi yang sebenarnya kita semua bisa untuk melakukannnya dan mengembangkannya. Akhirnya kegiatan itupun selesai pukul 15.30 WIB.

Catatan refleksi:
Dari deskripsi di atas kami bisa memberikan refleksi bahwa pengadaan pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari kain fanel cukup menarik perhatian masyarakat khususnya bagi remaja putri dan ibu-ibu. Kegiatan ini hanya sederhana dan tanpa mengeluarkan banyak biaya. Semua orangpun sebenarnya bisa melakukannya. Kegiatan ini bisa membangkitkan jiwa seni masyarakat yang sempat terpendam.



f. Aksi kegiatan : Mengajar PAUD
Fasilitator : Kelompok 41
Nama Peserta Aksi : Murid PAUD
Tempat dan Tanggal : Balai Desa Nangsri, setiap hari kamis

Kegiatan ekstra lain yaitu mengajar PAUD. PAUD diadakan setiap seminggu 1x, yaitu pada hari minggu. Setelah kami KKT di desa Nangsri pembelajaran PAUD mengalami perubahan. Sekarang menjadi seminggu 2x, yaitu hari minggu dan hari kamis. Sehingga kami diminta untuk membantu dalam mengajar anak-anak tersebut. Sebelumnya kami juga belum paham metode dan apa saja yang harus diajarkan. Setelah 1x kami mengamati ibu guru PAUD mengajar anak-anak nitu kami bisa paham dan cukup mengerti apa yang harus kami lakukan. Pembelajaran PAUD intinya masih proses pengenalan diri dan pengenalan lingkungan sekitar serta permainan yang membangun keberanian dan kreatif anak, jadi nanti anak tersebut tidak merasa minder dengan aktifitas sekolah yang pertama kali akan mereka tempuh. Kamipun membagi jadwal mengajar, karena ada 2 kelompok maka pengajaran di bagi. Kelompok 41 mengajar pada hari kamis dan kelompok 42 mengajar pada hari minggu.
Pembelajaran dimulai pukul 7.30 WIB, bertempat di balai desa. Jumlah muridnya ada 30 anak. Guru pengasuhnya ada 3. Kegiatan itu dilakukan seperti sekolah di TK pada umumnya, hanya saja jika PAUD pembelajarannya lebih santai dan lebih banyak bermain. Selain pembelajaran mengenai pengenalan lingkungan menyanyi juga ibu guru ajarkan. Karena masih sangat kecil anak-anak banyak melakukan sesuatu sesuai kemauannya. Hal itu wajar dan sangat dimaklumi. Maka dari itu guru yang mengajarkannya pun sangat membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Kamipun juga mencoba untuk mengajar anak-anak penuh dengan kesabaran. Tak jarang juga kami mendampingi satu persatu dalam melakukan pembelajaran. Setelah cukup lama pembelajaranpun diakhiri dengan membaca do’a secara bersama-sama.pukul 10.00 WIB adalah waktu biasanya PAUD selesai.

Catatan Refleksi:
Dari deskripsi diatas dapat direfleksikan bahwa pembelajaran PAUD ini sangat penting dilaksanakan agar anak-anak dapat lebih mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, juga dapat mengasah ketrampilan dan keberanian mereka supaya mereka tidak asing dengan suasana sekolah yang akan pertama kali mereka tempuh.





BAB V
TEMUAN-TEMUAN

Dalam pelaksanaan KKT dalam satu bulan di dukuh Nangsri khususnya dan desa Nangsri umumnya ada banyak hal yang kami temukan menyangkut tentang kondisi lokal yaitu sebagai berikut:
1. Tentang bagaimana kita bisa hidup bermasyarakat serta bersosialaisasi dalam masyarakat.
2. Tentang pentingnya kepedulian kita terhadap lingkungan kondisi lingkungan.
3. Pentingnya memahami kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat, seperti
• Tahlilan
• Pengajian
• Kenduren
• Mitoni
• Tradisi kematian
• Tradisi pengelolaan tanah pertanian
4. Bagaimana menyikapi hal-hal mistis yang dipercaya oleh masyarakat

Adapun untuk deskripsi hal-hal yang kami temukan di atas adalah sebagai berikut:
1. Tentang bagaimana kita bisa hidup bermasyarakat serta bersosialisasi dalam masyarakat.
Ketika kita memasuki lingkungan yang baru, bersosialisasi terhadap lingkungan masyarakat itu sangat penting agar keberadaan, tujuan dan program kerja yang akan kita laksanakan dapat disambut baik oleh masyarakat. Ada dua tahapan program kerja yang dilaksanakan, program kerja pertama yaitu program kerja yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok permasalahan seperti : pembuatan mapping, kalender musim, Transektor, Diagram venn, Time Line, Trend and Change, matrix ranking, Analisis pohon masalah dan Analisis tujuan. Setelah semua itu terpenuhi kami melangkah ke pembentukan program kerja yang kedua yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini hanya bisa dilaksanakan setelah program kerja yang pertama selesai sehingga kami benar-benar mengetahui tentang masalah-masalah dan potensi apa saja yang ada di desa Nangsri. Selain itu kami juga bisa mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat di desa itu pada umumnya.



2. Pentingnya Kepedulian Sosial terhadap Kondisi Lingkungan.
a. Struktur sosial masyarakatan
Desa Nangsri kecamatan manisrenggo kabupaten klaten adalah salah satu desa yang terkenal dengan sentra industri tembakua rajang. Desa Nangsri memiliki struktur sosial kemasyarakatan yang tersusun cukup baik seperti struktur suatu desa pada umumnya. Desa Nangsri di pimpin oleh seorang lurah. Namanya adalah bapak Sumardjo. Desa Nangsri terdiri dari beberapa dukuh yang tiap dukuh di pimpin oleh seorang kadus. Setiap desa memiliki struktur sosial RT dan RW. Satu dukun bisa terdiri dari 3-4 RT dan 1-2 RW. Di dukuh Nangsri tempat kami KKT terdiri dari 4 RT dan 1 RW karena dukuh Nangsri cukup luas dan jumlah penduduknya juga banyak.
b. Bentuk sosial kemasyarakatan
Desa Nangsri memiliki banyak bentuk sosial kemasyarakatan, antara lain kami ikut dalam kegiatan Posyandu, membantu membagikan raskin, ikut dalam kumpulan ibu-ibu arisan, ikut menghadiri hajatan (ikut rewang), dan juga kumpulan bapak-bapak RT. Dengan mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut bisa menjadi wadah untuk kami dalam bersosialisasi dan menampung berbagai informasi. Kegiatan sosial tersebut dapat membantu kami dalam mengenal dan memahami kondisi masyarakat dan segala potensi yang bisa digali dari desa Nangsri tersebut.
c. Lingkungan Sosial Keagamaan
Selain sosial kemasyarakatan kami juga ikut serta dalam lingkungan sosial keagamaan yaitu pengajian yang diselenggarakan setiap ahad pagi, pengajian akbar dari PHBI dalam perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, tahlilan, dan ikut serta membantu ustad mengajar TPA di Mushola Ar-Roji’un setiap hari senin, kamis, dan sabtu. Selain itu kami juga mengisi tausiyah pada malam hari yang rutin diadakan setiap malam selasa dan malam kamis setelah shalat magrib.


3. Pentingnya Memahami Kebudayaan yang Berkembang dalam Masyarakat
Di dukuh Nangsri banyak berkembang kebudayaan seperti tahlillan, pengajian-pengajian, kenduren, peringatan masa kehamilan (mitoni), peringatan kematian, dan tradisi dalam pengelolaan tanah pertanian.
Dalam menyikapi hal-hal mistis yang terjadi dalam masyarakat itu tidak bisa dicegah secara frontal mungkin dengan tahapan-tahapan lewat pengajian atau tausiyah ba’da Magrib dan Khotbah Jum’at. Karena kegiatan seperti itu merupakan sebuah tradisi masyarakat setempat. Tradisi itu telah turun temurun dari zaman nenek moyang. Sehingga kepercayaan masyarakat mengenai hal-hal semacam itu masih melekat erat.






BAB VI
MONITORING, EVALUASI DAN REKOMENDASI


Pada catatan ini kami uraikan monitoring, evaluasi dan rekomendasi dari masyarakat dan mahasiswa, mulai dari penerapan-penerapan PRA, perencanaan kegiatan, serta aksi kegiatan, sebagai berikut :

A. Monitoring
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan secara terus-menerus terhadap tahapan-tahapan kegiatan KKT yang menyesuaikan jadwal, sasaran dan tujuan yang telah direncanakan. Monitoring dilakukan selama proses kegiatan masih berjalan. Kemajuan suatu kegiatan harus selalu diperiksa dan dipantau, jika menyimpang dari rencana dan tujuan maka harus segera diluruskan. Monitoring ini dilaksanakan tidak hanya pada aksi kegiatan saja, tetapi dimulai dari persiapan, perencanaan, penyesuaian dan aksi kegiatan.
Tahapan-tahapan KKT dilakukan melalui proses yang panjang, dimulai dari mengenal masyarakat, berinteraksi sosial, mengidentifikasi masalah sampai aksi kegiatan bersama-sama masyarakat. Monitoring ini kami lakukan baik oleh mahasiswa KKT maupun dari masyarakat. Proses monitoring dari mahasiswa dilakukan sesuai dengan kemampuan dan potensi yang kami miliki, sedangkan monitoring dari masyarakat sesuai dengan sudut pandang mereka dan posisinya dalam masyarakat.

Berikut ini kami uraikan monitoring dari mahasiswa KKT :
Awal-awal memang kami mengakui belum sepenuhnya memahami hakikat PAR berikut teknik PRA-nya. Hal ini dikarenakan pelatihan yang diadakan relatif singkat, itupun materi yang disampaikan belum tuntas. Kami memahaminya masih sepotong-potong dan masih teoritis, sehingga di awal kegiatan KKT jalan kami masih tertatih-tatih, tidak mengetahui arah.
Namun, beberapa kali diskusi yang kami adakan untuk membahas arah kegiatan KKT ini, membuka mata kami terhadap pemahaman hakikat PAR yang sebenarnya. Yang menjadi acuan kami adalah apa yang disampaikan oleh trainer pada saat pelatihan KKT dan informasi yang ada di buku panduan metode dan teknik. KKT IAIN Surakarta 2011, yaitu menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis, peningkatan kesejahteraan dan perubahan sosial dengan pemberdayaan masyarakat. Hal inilah yang menjadi panduan kami dalam melangkah.
Monitoring kami lakukan secara bertahap, melalui dari proses identifikasi masalah sampai aksi kegiatan antara lain :
1. Tahap Pencarian Data
Data-data dari masyarakat yang telah kami peroleh, di-triangulasikan kembali dan kami cross-checkkan dengan warga yang lain. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan data yang valid.
2. Tahap Identifikasi Teknik PRA
Setelah kami selesai melakukan teknik-teknik PRA maka hasilnya kami pampang di tembok pada kertas plano, baik mapping, transektor, diagram venn, matrik rangking masalah, pohon analisis, dan lain-lain. Setelah kami monitoring, ternyata masih ada beberapa kejanggalan dan tidak sesuai dengan tema dan tujuan. Maka kami segera memperbaiki agar sesuai dengan tema dan tujuan.
3. Tahap Identifikasi Masalah
Pada tahap ini kami menemukan masalah pokok, yaitu tetang gagalnya hasil pertanian masyarakat Nangsri,yaitu hasil tembakau yang menurun akibat erupsi merapi.
4. Tahap Aksi Kegiatan
Monitoring pada tahap aksi kegiatan ini ditinjau dengan beberapa hal, misalnya dilihat dari respon masyarakat terhadap kegiatan, proses aksi kegiatan, hasil kegiatan, sesuai tidaknya kegiatan dengan permasalahan masyarakat yang ada. Dan proses monitoring ini tidak berhenti sampai di sini saja, dalam arti untuk jangka panjang. Dalam hal ini, pihak-pihak setempat yang bersangkutan berperan aktif untuk melanjutkan proses montoring itu hingga tampak hasil kegiatan tersebut.

B. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian berkala pada waktu tertentu terhadap dampak dari sebuah kegiatan/pekerjaan dan sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan telah tercapai. Evaluasi seringkali menggunakan perbandingan yang membutuhkan informasi, baik dar internal (dalam) maupun eksternal (luar).
Evaluasi dari internal dilakukam mahasiswa KKT untuk menilai pencapaian proses dan hasil dari aksi kegiatan, apakah sesuai dengan target dan tujuan. Karena yang menilai pelaku/ mahasiswa sendiri, maka evaluasi di sini bertujuan untuk memperbaiki langkah yang sudah ditempuh untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini tidak terlepas dari subyektifitas mahasiswa sendiri.
Kemudian evaluasi dari eksternal dilakukan oleh masyarakat yang bersifat partisifatif untuk menilai hasil kegiatan dan merefleksikan kegiatan yang telah lalu dengan tujuan untuk membuat keputusan atau langkah berikutnya. Penilaian dari masyarakat ini cenderung obyektif, karena mereka langsung merasakan dampaknya.
Evaluasi yang kami berikan lebih bertitik fokus pada aksi kegiatan yang akan memberikan tolok ukur akan keberhasilan kegiatan tersebut. Dari adanya kekurangan sebagai buah dari aksi diharapkan dapat ditindaklanjuti sehingga dapat menjadi contoh pada program selanjutnya. Pada prinsipanya, program-program yang terlaksana yang merupakan bentuk-bentuk upaya solutif dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan mereka mendapat sambutan yang baik, hanya saja perlu untuk lebih ditingkatkan lagi partisipasinya dalam mensukseskan berbagai macam kegiatan sebagai solusi atas beberapa macam permasalahan.

C. Rekomendasi
Daur program KKT merupakan tahapan-tahapan dalam pengembangan program dari identifikasi masalah sampai evaluasi kegiatan. Tim KKT berperan sebagai fasilitator mengajak masyarakat untuk menemukan masalah dan memecahkan masalahnya sendiri. Segala potensi yang ada diberdayakan, baik dari masyarakat maupun fasilitator. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dan menentukan keberhasilan program KKT.
Program KKT menggunakan sistem dan metode PRA yang memposisikan masyarakat sebagai subyek dan objek dalam melakukan perubahan. Perubahan sosial, perubahan kesadaran dan yang paling utama adalah perubahan pola pikir ke arah yang lebih baik.
Untuk itu perlu adanya tindak lanjut dari hasil pelaksanaan program KKT, sehingga perlu adanya rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait meliputi pemerintah desa dan P3M IAIN Surakarta. Maka kami mahasiswa KKT IAIN Surakarta mengajukan rekomendasi sebagai berikut :
3. Rekomendasi kepada Pemerintah Desa Nangsri :
a. Memfasilitasi, memotivasi dan membentuk serta mengembangkan perkumpulan petani,agar dapat memaksimalkan hasil pertanian mereka.
h. Kepada karang taruna,pemuda dan remaja masjid untuk lebih berperan aktif dalam memakmurkan kampung dan masjidnya.
3. Rekomendasi kepada P3M STAIN Surakarta :
a. Memberikan bekal materi KKT kepada mahasiswa sesuai dengan kondisi obyektif masyarakat melalui forum pelatihan yang intensif, efektif dan efisien.
b. Kepada P3M tolong untuk KKT selanjutnya agar waktu pelaksanaan KKT ditambah,karena disaat kami sedang akrab-akrabnya dengan masyarakat di desa tersebut,kami harus meninggalkan mereka. Mohon untuk dipertimbangkan.








































LAMPIRAN







FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA







Disusun Oleh :
Nama : Agus Setiawan
NIM : 30.07.5.3.003
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Rosmaya Mahmudah
NIM : 30.07.5.3.069
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011



FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Maimunah
NIM : 30.07.5.2.019
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011



FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Wasith Kamron H
NIM : 30.07.3.1.167
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Atik Nurrohmah
NIM : 30.07.3.1.022
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011





FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Aryuni
NIM : 30.07.3.1.019
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011





FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Novita Pujiastuti
NIM : 30.07.6.2.076
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011





FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Nur Fitriyah
NIM : 30.07.6.2.079
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011





FIELD NOTE

KULIAH KERJA TRANSFORMATIF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA





Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Wahyu Fajar
NIM : 30.07.1.1.008
Kelompok : 41
Desa/Kelurahan : Nangsri
Kecamatan : Manisrenggo
Kabupaten : Klaten


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images